Bagaskoro Saputro lahir di Yogyakarta pada 27 September tahun 1995. Tumbuh bukan di keluarga seniman, Bagas justru terjun ke dunia musik sejak umur 9 tahun dengan instrumen pertamanya yaitu piano. Debut konser perdananya justru pada umur 12 tahun dengan instrumen Gitar di konser rumah Kurnia Musik.
Ketika remaja, ketertarikannya terhadap teknologi, seni pertunjukkan, dan event organizer sungguh besar. Terbukti pada saat masih duduk di bangku SMA Negeri 3 Yogyakarta, Bagas menjadi penata cahaya (lighting director) sekaligus aktor di teater Jubah Macan, konseptor di beberapa kegiatan siswa, dan mendapatkan penghargaan atas inovasinya untuk permasalahan daya baterai gawai pada pengguna sepeda motor.
Masuk ke Departemen Ilmu Komputer dan Elektronika UGM tidak membuatnya fokus terhadap teknologi dan melupakan dunia seni. Justru, ketika menjadi mahasiswa, Bagas aktif di dunia orkestra dan menjadi Kondakter dibawah bimbingan Puput Pramuditya dengan puluhan konser yang pernah dilakukan. Walaupun kental di dunia musik, berbagai kepanitiaan di banyak acara juga tetap digelutinya, diantaranya Festival Elektronika Instrumentasi dan The Book of Life Concert.
Bagas memiliki prinsip hidup yang cukup kuat, yaitu mengsinkronisasi teknologi dengan seni terutama musik seperti semboyannya yaitu Art-Chi-Tech. Hal tersebut terimplementasi pada penelitiannya yg berjudul “Real Time Orchestral Instrument Sound Recognition using Artificial Neural Network” bimbingan Dr. Yohanes Suyanto, M.Kom. dan kecintaannya terhadap sistem olah suara hingga berguru kepada Addie MS.