Babak Konser dan Para Penampil dalam Konser Amal Life, Passion and Music

Auditorium Driyarkara, 5 Mei 2018

[accordion]
[toggle title=”Babak 0 – Opening” state=”opened”]

Konser ini digelar oleh Departemen Kebijakan dan Manajemen Kesehatan, Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM, sebagai bagian dari upaya menggali potensi dana filantropi di bidang kesehatan. Seluruh hasil penjualan tiket Konser Amal didonasikan untuk Yayasan Kanker Indonesia cabang DIY, sedangkan biaya produksi didukung oleh para sponsor dan media partners. Terima kasih atas dukungan seluruh sponsor, media partners, dan keluarga-keluarga yang telah menyumbang untuk konser ini.

Konser ini juga merupakan selebrasi Prof Adi Utarini (Uut) sebagai akademisi yang telah bekerja selama 28 tahun di UGM dalam merayakan musik. Selain Prof Uut, ada 150an penampil dalam konser ini. Para dosen, peneliti, mahasiswa, karyawan, teman-teman Prof Uut, paduan suara Paramaksi Plus, Jodi Visnu, putrinya Putri Karina Larasati, bahkan bandnya ketika SMA (SKE Band) dan band teman-teman di pemerintah daerah DIY (Oldies Section Band) serta MixLine Dancers juga akan tampil. VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 1 – Piano”]

Tiga lagu klasik pertama dibawakan dalam format Solo Piano oleh Prof. Uut. Ini menggambarkan masa kanak – kanak Prof. Uut ketika awal belajar piano di Malaysia, hingga akhir belajar piano.

  1. “Ah, vous dirais je Maman” Twinkle-twinkle Little Star (W.A. Mozart)
    Diawali dengan lagu “Twinkle-twinkle Little Star” karena lagunya sudah familiar, dan memberikan kesan masa kanak-kanaknya. Ini menggambarkan Prof Uut mulai belajar piano di usia 7 tahun ketika keluarganya tinggal di Malaysia. Bagian akhir lagu terkesan riang dan ceria. VIDEO
  2. Medley Rhapsodia Lir-ilir, Variasi Gethuk dan Fragmen (Jaya Suprana)
    Lagu aransemen Jaya Suprana ini bernuansa Indonesia dengan tonal khas mencirikan keragaman budayanya, yang juga menggambarkan ‘kembalinya’ Prof. Uut dan keluarga ke Indonesia setelah empat tahun sekolah di Malaysia. VIDEO
  3. Rondo Capriccioso Op. 14 (F. Mendelssohn)
    Lagu yang dinamis ini menunjukkan emosi ekspresif yang ingin disampaikan melalui piano. Sekaligus sebagai apresiasi kepada para guru pianonya di: Selangor School of Music, Malaysia; bu Ellen Santoso, Bu Magdalena Hasan (alm.) dan mentor piano mbak Ike Kusumawati. VIDEO

Baca puisi “Ternyata Hari Esok Masih Ada” oleh Dr dr Darwito SH, SpB(K), Direktur Umum RSUP Dr Sardjito VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 2 – Other Instruments”]

Masa Remaja, khususnya ketika SMP – SMA, adalah masa-masa yang penuh dinamika dan tantangan baru. Di masa ini, Prof Uut mencoba bermain electone sampai menjadi guru les di Cresendo. Penampilan paduan suara Paramaksi & friends dengan iringan Gadjah Mada Chamber Orchestra (GMCO) mencerminkan pertama kalinya pula ia mengiringi paduan suara, yang membawanya menjadi pengiring di lomba paduan suara ibu-ibu DIY ke tingkat nasional kala itu.

  1. Non Ti Scordar Di Me (Roberto Casalino dan Tiziano Ferro)
    Lagu yang romantis ini menjadi terkenal di Italia pada tahun 2008. Dalam konser amal ini,  lagu dipersembahkan oleh dr Jodi Visnu MPH, solis vokal seorang dokter yang pernah mengabdikan dirinya di tanah Papua dan melanglang buana dengan suara indahnya. VIDEO
  2. The Imperial March from Star Wars (John Williams)
    Setiap orang memiliki impian. Bermimpi, pergi ke dunia lain yang penuh ketidakpastian dan menerima tantangan. Suasana yang berbeda disuguhkan lewat lagu Star Wars yang pernah mengantarkan Prof Uut menjuarai festival electone tingkat DIY-Jawa Tengah pertengahan tahun 1980an. VIDEO
  3. Medley Nusantara with GMCO dan Paramaksi & friends (Arr. Yuana Arifin)
    Kembali ke bumi nusantara tercinta, berkolaborasi dengan teman-teman sekerja  yang membaur memberikan kehangatan dan suasana “rumah”. Lagu Medley Nusantara mengakhiri babak masa remaja ini dengan penuh kebanggaan. VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 3 – Genesis SKE Band”]

Masa-masa bermusik ketika menginjak kuliah di Fakultas Kedokteran UGM. Kuliah menjadi menantang dibarengi dengan masa akhir menyelesaikan ujian piano di grade tertinggi dan festival electone. Pengalaman musik ini belum lengkap kalau belum bermain dalam band. Kali ini bermain band dengan aliran Rock. Artrock. Musik band Genesis ini tersaji dalam format yang langka, yaitu SKE band dengan GMCO. ’

  1. Genesis “Behind the Line” (versi opening; Tony Banks, Phil Collins dan Mike Rutherford)
    Lagu ini sering menjadi opening dalam konser band Genesis. Sebagai lagu pembuka di album ke 10 grup musik Genesis berjudul Duke, syairnya bercerita tentang seorang protagonis Alberth yang jauh hari dengan seorang penyanyi Duchess. Namun cintanya bertepuk sebelah tangan. Bagian intro lagu ini memang menggelegar, sangat cocok untuk hentakan awal. VIDEO
  2. Genesis “Misunderstanding” (Phil Collins)
    Tidak banyak lagu Genesis yang digubah menggunakan irama Slow Rock. Misunderstanding adalah lagu pertama yang diciptakan oleh Phil Collins sendirian, bercerita tentang permintaan maaf seorang pemuda yang cintanya tak berbalas. Ia tetap berharap dan meyakini adanya kesalahpahaman diantara mereka. VIDEO
  3. Genesis “Firth of Fifth (short version, Tony Banks dan Mike Rutherford)
    Firth of Fifth adalah mahakarya Genesis, bernuansa klasik, yang diciptakan oleh Tony Banks dan Mike Rutherford. Lagu ini dan berkisah tentang sebuah sungai di Scotlandia dan menjadi pertanda Prof Uut mulai band-band an. Ciri rock progresif sangat kental. Dimedley dengan lagu berikut ini. VIDEO
  4. Invisible Touch (Tony Banks, Phil Collins dan Mike Rutherford)
    Lagu pamungkas penampilan band SKE ini mencerminkan kontrol kuat seorang wanita terhadap seorang pria. Sang pria menyukainya, dan tidak dapat melepaskan wanita itu. VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 4 – Romantis”]

Perjalanan Prof. Uut dalam bermusik ketika menginjak masa menempuh hidup baru, sambil melanjutkan studi pascasarjana. Nuansa penuh romantika terasa pada babak ini.

  1. Janji Suci (Yovie Widianto)– 4’24’’
    Nuansa Janji Suci yang romantis mengawali kehidupan Prof Uut bersama Prof Iwan yang panjang, selain juga menjadi lagu pertama pengalaman Prof Uut menjadi solis piano dalam orkestra bersama GMCO. VIDEO
  2. Anugrah Terindah yang Pernah Kumiliki (Sheila on7)
    Kehadiran Putri Karina Larasati menjadi momentum keluarga dengan suasana penuh cinta. Ia adalah anugerah terindah dalam hidup Prof Uut. VIDEO

Hingga fase dewasa akhir, musik tetap menjadi belahan jiwanya. Musik menemani sejak masa kanak – kanak hingga sudah meraih gelar guru besar. Musik menjadi simbol kegembiraan dalam menjalin pertemanan dan kolaborasi. Oldies Section Band dan tim line dance MixLine Dancer akan membawa penonton kepada suasana klimaks penuh kegembiraan dan syukur pada konser amal ini.

  1. September (dipopulerkan Earth, Wind, and Fire)
    Lagu bernuansa suka cita yang dipopulerkan oleh band legendaris Earth, Wind, & Fire. Lagu ini pertama kali di rilis pada tahun 1978. Salah satu kata – kata yang khas dalam lirik lagu ini adalah “ba – de – yaa” yang banyak diulang sepanjang lagu. VIDEO
  2. Inikah Cinta (M.E)
    Lagu tahun 1998 yang sempat menjadi hits di era tersebut. Lagu pop dengan lirik dan melodi yang easy listening membuat lagu ini mudah berbaur dengan pendengar. VIDEO
  3. Prahara Cinta (dipopulerkan Hedi Yunus)
    Menggambarkan kisah seorang insan yang sedang dimabuk asmara. Perasaan malu – malu tapi mau, seolah menggambarkan gejolak yang ada dalam hati. VIDEO
  4. Rame-rame
    Lagu dari Timur Indonesia ini pernah dipopulerkan oleh Glenn Fredly & The Bakucakar. Lirik dalam lagu ini menggunakan bahasa daerah Ambon, yang mengajak para pendengarnya untuk berdansa dan bersenang – senang bersama. VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 5 – Happiness”]

Bersama MixLine dancer, para penonton akan diajak untuk bergoyang bersama. Para penari berasal dari teman-teman di RSUP Dr Sardjito, rumah sakit lain, alumni SMA 3 Padmanaba, karyawan dan mahasiswa di Fakultas Kedokteran, Kesehatan Masyarakat dan Keperawatan UGM.

  1. Copacabana– 4’
    Lagu ini terinspirasi dari percakapan  Barry Manillow dan Sussman ketika beradi di Copacabana Hotel di Rio de Jeneiro, Brazil. Kemudian lagu ini dirilis pada tahun 1978. VIDEO
  2. Volare– 3’57’’
    Volare diambil dari bahasa Italia yang berarti “terbang”, lagu ini mengajak pendengarnya untuk terbang melayang bersama-sama sambil bersuka cita. VIDEO

Lagu Penutup: Maumere VIDEO

[/toggle]
[toggle title=”Babak 6 – Closing”]

Hidup ibarat bersepeda, kadang di atas, kadang di bawah, tetapi teruslah mengayuh, bergembira dan berbagi. Terima kasih atas sambutan dahsyat penonton di Auditorium Driyarkara dan penonton live streaming. Diiringi dengan lagu Maumere, seluruh penampil dan penonton akan bergoyang bersama memeriahkan suasana di puncak acara konser amal, dengan mengambil bendera berwarna fuchsia yang telah disiapkan di kursi penonton.

[/toggle]
[/accordion]

 

Please Login to Comment.