Ujung joran pemancing itu bergerak-gerak perlahan oleh arus sungai Winongo yang mengalir tak terlalu deras. Terlihat tiga pemancing bersabar mencari peruntungan di tepian salah satu sungai besar yang membelah Kota Yogyakarta itu. Meski terletak tak jauh dari pusat kota Yogya, suasana bantaran sungai itu hening seperti di pedesaan. Rerimbunan pohon di sekelilingnya menyamarkan panas yang terik menjadi teduh.
Salah satu kelurahan yang dilalui Sungai Winongo adalah Kelurahan Bener. Kelurahan yang bersebelahan dengan Kelurahan Kricak ini mempunyai motto “Becak Maju” (Kelurahan Bener dan Kricak Maju). Keduanya merupakan bagian dari tujuh kelurahan yang mendapat penitipan ember berisi telur nyamuk Aedes aegypti ber-Wolbachia tahap pertama sejak Agustus 2016 dan selesai penitipan pada Maret 2017. Meskipun intensitas kegiatan penelitian mulai berkurang di tujuh kelurahan, namun kabar penelitian tetap diwartakan di wilayah ini.
Kabar kepada masyarakat tetap disampaikan, salah satunya melalui tokoh masyarakat. Untuk menjangkau komunitas yang sangat luas, EDP Yogya tidak mungkin hanya mengandalkan sosialisasi melalui pertemuan langsung dengan masyarakat. Tokoh masyarakat adalah salah satu kunci. Prof. Adi Utarini, Peneliti Utama EDP Yogya menjelaskan hal serupa. “Mereka kami jadikan kelompok rujukan masyarakat,” jelas Adi.
Seperti, selasa (31/10) siang di Ruang Terbuka Hijau (RTH) RW 07 Kelurahan Bener. EDP Yogya menemui tokoh masyarakat Kelurahan Bener untuk menjalin silaturahmi. Selain menyampaikan perkembangan penelitian, EDP Yogya menyampaikan himbauan tentang kewaspadaan DBD memasuki musim hujan. “Meski nyamuknya sudah aman, warga diimbau untuk mewaspadai DBD di musim hujan dengan tetap menjalankan Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN),” jelas Prof. Adi Utarini, yang memimpin kunjungan siang itu.
Sejak awal, EDP Yogya melibatkan tokoh masyarakat dalam sosialisasi. Aparat kelurahan, kader kesehatan dan pemuka agama merupakan bagian tak terpisahkan dalam proses ini. “Dulu awalnya saya takut. Namun setelah mendapat penjelasan memadai saya yakin dengan penelitian ini,” ungkap salah seorang kader kesehatan yang turut menyambut kedatangan EDP Yogya. Ia lalu juga menceritakan kisahnya turut meyakinkan warga lainnya berbekal penjelasan dari staf lapangan EDP Yogya.
Masyarakat yang ingin mengetahui tentang penelitian dapat bertanya dengan tokoh masyarakat untuk memperoleh jawaban. Kewaspadaan terhadap DBD di musim hujan kali inipun ia harapkan dapat tersebar ke masyarakat melalui tokoh-tokohnya.
Sampai saat ini, kegiatan yang masih berlangsung di Kelurahan Bener adalah pemantauan persentase nyamuk ber-Wolbachia di wilayah setempat. “Persentase nyamuk ber-Wolbachia termasuk tinggi di wilayah ini,” jelas Warsito Tantowijoyo, ahli serangga EDP Yogya. Pihaknya rutin mengambil sampel nyamuk menggunakan BGTrap, alat perangkap nyamuk dewasa, untuk diperiksa kandungan Wolbachianya.